Wellcome To My Blog

empat Aman Bangun Pembangkit Nuklir di RI

 


Ledakan yang terjadi di reaktor nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima membuat beberapa pihak mempertanyakan rencana pembangunan pembangkit serupa di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan potensi gempa yang besar dan variatif, namun ada beberapa tempat yang aman dari gempa.

Ahli Nuklir ITB, Prof. Dr. Zaki Su'ud menjelaskan setelah terjadinya peristiwa Chernobyl, para pakar gempa melakukan revolusi rancangan pembangkit nuklir dengan standar keamanan yang tinggi, karena ketakutan akan tercemarnya radioaktif yang berasal dari nuklir.

Sejak itu teknologi nuklir untuk pembangkit listrik berkembang pesat. Saat ini teknologi nuklir untuk pembangkit listrik mencapai generasi keempat, di mana  jika terjadi sabotase terhadap PLTN maka reaktor nuklir tidak akan meledak.

Para pengembang reaktor tengah mengembangkan passive safety nuclear yang jika terjadi masalah dalam PLTN maka komputer yang akan bekerja.

"Ini untuk meminimalisir kesalahan operator," kata Zaki di Bandung, Selasa 15 Maret 2011. "Operator nantinya diam saja, komputer multiprosesor yang akan merespons dan menerapkan langkah-langkah yang diambil."

Menurut dia, PLTN penting jika negara tersebut mau menerapkan energi alternatif yang murah. Harga listrik yang dihasilkan dari PLTN hanya Rp200 per Kwh, jauh jika dibandingkan dengan harga listrik yang berasal dari pembangkit batu bara yang mencapai Rp670 per Kwh. Ia mencontohkan bagaimana China mensuport industrinya dengan membangun sekitar 140 reaktor, sehingga listrik di China bisa murah.

Untuk lokasi pembangunan PLTN yang ideal, lanjut Zaki, ada beberapa tempat yang relatif stabil tidak diguncang gempa bumi. Beberapa daerah tersebut antara lain Bangka Belitung, Kalimantan, Jepara, dan satu pulau di sebelah utara Banten.

"Sepertinya Bangka Belitung paling siap, kalau Jepara terjadi penolakan oleh warga. Sebelah utara Banten juga terdapat pulau yang cukup jauh dari pusat gempa," katanya.

Jika Indonesia hendak membangun PLTN, ia menyarankan menggunakan standar keamanan tertinggi. Potensi rata-rata gempa bumi yang terjadi di Indonesia sekitar 7,0 Skala Rickher, karena itu pembangunan pembangkit nuklir mampu menahan gempa hingga 8,5 SR.

Memang ada biaya yang harus dibayar lebih, namun tak seberapa bila dibandingkan dengan keamanan dan keselamatan manusia.

"Indonesia harus belajar dari kasus Chernobyl dan Three Mile Island di mana pernah terjadi kasus kebocoran radioaktif. Desain PLTN harus direkayasa kuat untuk mengantisipasi hal terburuk," jelasnya.

Sementara itu pakar Geodesi Institut Teknologi Bandung, Dr Irwan Mailano menjelaskan seluruh wilayah Jepang berada dalam zona gempa, namun 40 persen listrik di Jepang disuplai dari PLTN.
"Prinsip membangun nuklir harus merekayasa desain agar PLTN menyesuaikan dengan kondisi gempa," katanya.